Bandung, Bhayangkaraglobalnews.com – Fenomena geng motor di Indonesia telah meningkatkan kesadaran sosial karena perbuatan mereka yang menyebabkan kekerasan, perampokan,pembegalan dan bahkan pembunuhan.
Eksistensi mereka tampak semakin tersebar luas, terutama di kota-kota besar dan wilayah sekitarnya; 2) populasi geng semakin banyak; 3) tindakan mereka dinilai cenderung semakin nekat dan brutal. Kondisi demikian merupakan persoalan yang cukup serius.
Dalam banyak kasus tindakan mereka tidak hanya sebatas kenakalan, pelanggaran norma sosial dan mengganggu ketertiban umum semata tetapi sudah mengarah kepada tindakan kriminal, seperti: penyerangan terhadap orang lain, perampasan, penganiyaan dan pembunuhan.
Tidak Terkecuali Terhadap petugas Kepolisianpun berani melakukan perlawanan bahkan penyerangan dengan cara apapun agar bisa menghindari dari kejaran Petugas.
Sepertihalnya yang pernah dialami salah satu petugas kepolisian yang terjadi di Tahun 2008 ditabrak oleh pelaku Balapan Liar pada waktu melaksanakan tugas pencegahan dan pembubaran balapan liar di Gasibu Kota Bandung. Akibat dari perbuatan geng motor tersebut telah membuat petugas polisi cacat seumur hidup,hal ini membuat keprihatinan bagi kita semua.
Dan saat ini anggota yang dulu bertugas dan ditabarak oleh geng motor Minggu, 22 Mei 2022, pkl. 19.00 WIB bertempat di Ruang Perawatan Gd. Bhayangkara Lantai 4 no. 10 RS Bhayangkara Sartika Asih, BRIPKA I Nyoman Purwadi Natakusuma, BA SPKT Polsek Sukajadi Restabes Bandung sudah dilakukan tindakan medis amputasi kaki.
Kiranya semua berharap hal ini tidak akan terjadi lagi, mengingat sangat merugikan bagi siapapun secara sosial maupun materi apalagi sudah menyebabkan cacat fisik.
Tindakan anggota geng motor selain dapat merugikan atau mengancam keselamatan orang lain juga potensial merusak dirinya sendiri.
(Vonny)